Senin, 28 Juli 2008

Small Scale Grid-Interconnected Hydro Power Plant Inaugurated

KAMIS, 12 JULI 2007 12:00 WIB

Minister of Energy and Mineral Resources, Purnomo Yusgiantoro, inaugurated the operation of 25 kW micro hydro power plant (PLTMH) in Adat Susunan village, Karangasem, Bali, on Wednesday (11/07). The management of the PLTMH was also handed over from PT PLN to village unit cooperative (KUD). The electricity generated from this PLTMH is interconnected to Jawa-Bali system.

According to Mr. Purnomo, the management of PLTMH by local people (through cooperative) is a good model for other places in Indonesia in meeting local need for electricity from on site renewable energy reserves. Minister Purnomo also described that since 1997, when economic crisis hit Indonesia, almost no new power plant developed although the demand continues to increase. This situation causes electricity crisis in some places. However, the Government and PT PLN do all measures to mitigate the crisis through, among others, optimizing all energy potential to be converted into electricity. For rural electrification, the Government through the State Budget provides around IDR 4.5 trillion yearly especially on renewable energy based-power plant such as micro hydro, solar and wind. This measure is part of the national target to increase electrification ratio which currently stands at around 55% and expected to increase to around 95% in 2025 or even sooner.

(BAGUS BUDIARTO)

sumber http://www.esdm.go.id/

Read More..

Jumat, 25 Juli 2008

Bupati Lopez resmikan penggunaan PLTMH

Spirit NTT, 9-15 Juni 2008

ATAMBUA, SPIRIT--Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, meresmikan penggunaan energi baru pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Webot, Desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kamis (29/5/2008). Keberadaan PLTMH ini atas kerja sama Pemkab Belu dengan LIPI Subang.

Bupati Lopez dalam sambutannya mengatakan, tenaga listrik adalah salah satu faktor pendukung pembangunan tidak saja untuk penerangan, tetapi juga untuk proses belajar mengajar, meningkatkan ekonomi rumah tangga maupun menunjang program keluarga berencana (KB).

"Keberadaan PLTMH di Webot ini mencatat sejarah baru dengan menggunakan tenaga air. Masyarakat harus dapat mengelolanya sendiri untuk dapat meningkatkan pendapatan," ujar Lopez.

Tahun ini, lanjut Lopez, juga akan dibangun PLTMH di Mau Halek setelah mendapat uji kelayakan dari LIPI Subang. Selain itu, dibangun pula listrik tenaga angin di Duarato, Kecamatan Lamaknen; Salore dan Wekmutis di Kecamatan Nanaet Duabesi. "Saya harapkan masyarakat mengelola sarana ini secara transparan dan masyarakat menjaganya agar benar-benar memberi nilai tambah untuk peningkatan pendapatan," ujarnya.

Bupati Lopez mengingatkan yang mendapatkan sarana ini agar tidak boleh macet dan semua masyarakat harus menikmatinya. "Tidak boleh jalan satu atau dua tahun saja lalu macet. Harus ada nilai tambahnya," katanya.

Bupati Lopez memberi jaminan bahwa dinas terkait memberikan pembinaan dan pendampingan. Dan, pemasangan jaringan listrik tersebut agar diprioritaskan untuk tumah tangga yang belum memiliki atau menikmati listrik.

Kepala Balai Desa LIPI Subang mengharapkan agar potensi dan sarana tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya dan dapat menggugah masayarakat perbatasan untuk lebih beraktivitas demi kesejahteraan keluarga.

Kepala Dinas Pertambangan Belu, Drs. John Letto menyebut maksud dan tujuan pengadaan sarana listrik tersebut untuk mengubah sumber daya air yang ada menjadi energi listrik, bisa mengenal dan mengoperasikan komputer serta meningkatkan ekonomi rumah tangga.

Dukungan dana yang disediakan dalam masa uji coba sejak 12 hingga 31 November 2007 sebesar Rp 549 juta. Sarana ini dioperasikan sejak Februari-Mei 2008 dengan daya 16 KW dan jangkauan dua kilometer mencapai 300-400 rumah tangga. Pengelolaan dilakukan masyarakat dengan biaya penyambungan Rp 50 ribu/KK dan iuran setiap bulan Rp 25.000-Rp 30.000. (humas serta belu)

http://spiritentete.blogspot.com/
Read More..

Banjar Tertarik PLTMH

Sabtu, 28-06-2008 | 00:28:46

KANDANGAN, BPOST - Keberhasilan Pemkab Hulu Sungai Selatan (HSS) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) rupanya memancing daerah lain di Kalsel untuk mengembangkan PLTMH di daerahnya. Buktinya, dua hari lalu Pemkab Banjar mengutus perwakilannya ke HSS untuk belajar seputar PLTMH itu.

"Pemkab Banjar tertarik dengan PLTMH di HSS yang sudah operasi itu. Mereka sudah meninjau ke lokasi di Dusun Paniungan Desa Malilingin Kecamatan Padang Batung," ujar Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Ir H Faturrahman, Jumat (27/6).

Menurutnya, rombongan Pemkab Banjar dipimpin Rusmani, Kasubdin Penataan Wilayah dan Konservasi Pertambangan beserta empat orang stafnya. Setelah melihat langsung ke lokasi, mereka antusias mau membangun di Banjar.


Faturahman menambahkan, berdasarkan keterangan tim dari Pemkab Banjar itu, di wilayah Pemkab Banjar sedikitnya ada dua wilayah yang berpotensi untuk pengembangan PLTMH tersebut. Salah satunya di wilayah Riam Kanan, yang sampai sejauh ini masih belum tersentuh oleh aliran listrik PLN.

Pada 2008 ini, Pemkab HSS kembali bakal membangun PLTMH di di Desa Malinau dan Desa Ulang Kecamatan Loksado. Di Desa Malinau, kapasitas yang bakal dibangun sebesar 10.000 watt hingga 15.000 watt menggunakan dana APBD HSS sebesar Rp 455 juta.

Sedangkan PLTMH yang akan dibangun di Desa Ulang kapasitasnya direncanakan mencapai 40.000 watt dengan sumber dana sharing antara HSS dan Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi Departemen ESDM sebesar Rp 1,1 miliar.

"PLTMH untuk di Desa Ulang, lelangnya dilakukan di Jakarta. Informasinya, saat ini masih tahap evaluasi. Sedangkan PLTMH di Desa Malinau pengumuman lelangnya di HSS dan kemarin sudah tutup. Hanya ada satu perusahaan yang mendaftar yaitu CV Fajar Alam," tambah Faturahman. (ck2)

http://www.banjarmasinpost.co.id/

Read More..

Aceh Lebih Baik Kembangkan Listrik Mikro Hidro Pedesaan


Kamis, 05 Juni 2008
Banda Aceh | Harian Aceh—Peneliti listrik Mikro Hidro Universitas Syiah Kuala, Tarmizi, ST, M.Sc, menyarankan agar Aceh mengembangkan listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) pedesaan. PLTMH memiliki banyak keuntungan dibanding dengan pembangkit konvensional. “Aspek negatif yang ditimbulkan oleh mesin memang ada sedikit namun ini dapat diatasi,” kata Tarmizi, kepada Harian Aceh, Kamis (29/5). “Dengan pemeliharaan rutin sederhana maka PLTMH akan berumur panjang. Selain itu manajemen organisasi pengelolaan PLTMH haruslah dilaksanakan dengan serius.”

Menurut dia, mengoperasikan unit pembangkit PLTMH relatif mudah dan banyak keuntungannya. PLTMH sangat handal, dapat beroperasi fleksible, tidak tergantung pada BBM. “Selain itu juga membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat desa dan yang terpenting teknologi yang digunakan sederhana,” katanya.

Namun PLTMH, kata dia, juga mempunyai aspek negatif terhadap lingkungan sekitar walaupun sangat kecil. “Biasanya ikan terpengaruh siklus reproduksi dan migrasinya karena adanya dam, juga kadang-kadang masuk ikan kedalam putaran turbin” katanya. Penebangan pohon-pohon saat ketika pembangunan dapat mengakibatkan erosi, sedimentasi pada alilran air tapi sementara saja sambungnya.

Pemeliharaan turbin PLTMH dan berbagai kelengkapan lain harus dilakukan rutin. Biasanya seminggu sekali sudah memadai. Pemeriksaan ini perlu dilakukan agar secara dini akan diketahui kondisi turbin dan peralatannya dan segera dilakukan perbaikan jika ada kerusakan.

Peneliti yang juga Sekretaris Jurusan Elektro Fakultas Teknik Unsyiah ini menyatakan manajemen organisasi tidak bisa dilupakan untuk menunjang keberlanjutan PLTMH di desa. Struktur Pengurus PLTMH yang sederhana dan baik bisa memuaskan masyarakat desa dan warga akan memberikan kepercayaan sepenuhnya.

Susunan pengurus yang sederhana dan baik antara lain memiliki Badan Pengawas, Ketua Pengurus PLTMH, Staff Staff Teknis/Administrasi dan Operator PLTMH. Pengurus dapat mengatur dan menentukan harga listrik yang diproduksi oleh PLTMH, aturan penyambungan listrik, tata cara penggunaan uang iuran dan sebagainya. “Jika tidak dikelola dengan baik bisa saja PLTMH tetap beroperasi namun pas-pasan dan akhirnya mati perlahan-lahan,” ujarnya.(t-7)

http://harian-aceh.com/
Read More..

West Sumatra Has 61 Locations Of PLTAs and PLTMs

14 Mei 2008 | 11:13 WIB

Padang, W Sumatra ( Berita ) : State power utility PT PLN has identified 61 different locations of hydro-power plants (PLTAs) and micro-hydro power plants (PLTMs) in West Sumatra which confirmed this province as a “barn of green energy”.

The 61 power plant locations have a total capacity of 745.12 megawatts (MW), General Manager of PT PLN oveseeing West Sumatra Hudiono said in Padang Tuesday. He said that five of the 61 locations already have PLTAs and PLTMs with a total capacity of 254.067 MW, and PLTAs and PLTMs are under construction in nine locations with a projected capacity of 39 MW.

The power plant projects for the other 47 locations are still awaiting potential investors projected to have a total capacity of 416.8 MW. Actually West Sumatra still have many other potential locations for PLTAs and PLTMs with a capacity of 44.3 MW, he said.

He added that the five locations where PLTAs and PLTMs had already been built and producing electric energy are PLTA Batang Agam with a capacity of 10.5 MW, PLTA Maninjau (68 MW), PLTA Singkarak (175 MW), PLTM Pinang Awan (0,4 MW) and PLTM Koto Anau (0.16 MW), while the nine locations which are still in the stage of development are for PLTM Kambahan (2×750 kilowatts), PLTM Sumpur (2×1.000 kW), PLTM Manggani (2×1.168 kW), PLTM Sinamar (2×5.000 kW, PLTM Tarusan (2×1.500 kW), PLTM Bayang (2×3.000 kW), PLTMH Gumanti (2×5.000 kW), PLTM Lubuk Gadang (2×2.500 kW) and PLTM Salido Kecil (330 kW).

A cooperation agreement for the development and construction of the nine PLTMs had been signed by President Director of PT PLN Fahmi Muchtar, West Sumatra Governor Gamawan Fauzi, and private circles in Padang last week.

The PLTMs, which will be built under a cooperation with independent power producers (IPPs) are PLTM Kambahan with PT Limaco, PLTM Sumpur with PT Limaco, PLTM Manggani with PT PPN, PLTM Sinamar with PT Selo Kencana, PLTM Tarusan (PT Exabenar), PLTM Bayang (PT Exabenar), PLTMH Gumanti, and PLTM Lubuk Gadang with PT Selo Kencana. In the meantime, PT PLN is cooperating with PT Anggrek Mekar Sari in resuming the operation of PLTM Salido Kecil. ( ant )


http://beritasore.com/
Read More..

4.142 KK Terpencil Nikmati Listrik

Kamis, 12-06-2008

ENREKANG, BKM -- Program teknologi mandiri melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pemerintah Kabupaten Enrekang sejak tahun 2006, masyarakat dapat menikmati. Pasalnya, beberapa daerah yang belum terjangkau jaringan listrik dari PLN, sudah dapat penerangan dari PLTMH tersebut.
Data tahun 2004 yang lalu, di Kabupaten Enrekang terdapat 5.158 kepala keluarga (KK) yang belum mendapat penerangan listrik. Namun karena adanya program tehnologi mandiri ini, sebanyak 4.142 KK telah menikmati penerangan dari PLTMH. Artinya, awal tahun 2008, sisa 1.016 KK yang belum tersentuh penerangan listrik.
Bahkan, Pemkab Enrekang, beberapa bulan lalu kembali meresmikan PLTMH di Desa Baringin Kecamatan Maiwa. Setelah meresmikan pembangunan PLTMH di lima desa yang terletak di Kecamatan Bungin.
Desa Latimojong dan Desa Tallang Rilau yang letaknya sangat jauh dari ibukota kecamatan. Apalagi di kabupaten juga telah dibangun PLTMH sebagai alat penerangan.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah mengembangkan program penggunaan biogas pedesaan yang awal pelaksanaannya di Kecamatan Maiwa dan Anggeraja serta Curio. Namun kini telah meluas hingga ke kecamatan lainnya. Misalnya, di Kecamatan Cendana, Enrekang dan Baraka.
Hasil dari program biogas ini, telah menghasilkan 34 instalasi dengan tiga unit generator biogas yang berkapasitas 500 waat. Biogas yang bahan utamanya terbuat dari kotoran sapi ini, dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah. Bukan itu saja, biogas ini juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. (K14/mit)

sumber : http://www.beritakotamakassar.com/
Read More..

Investasi Rp 145 M, SMHP Bangun Pembangkit Listrik di Sinjai

Senin, 16-06-2008

MAKASSAR, BKM - PT Sulawesi Mini Hydro Power (SMHP) tengah membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) di Manipi, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, berkapasitas 10 Megawatt (MW) dengan investasi US$16 juta atau sekitar Rp145 miliar.
"Beberapa bulan lalu kami sudah mulai membangun PLTA tersebut namun terkendala saat akan membuat penampungan air (waduk) untuk menggerakkan turbin yang sumber airnya dari sungai Tanggara karena Pemkab Gowa yang berbatasan dengan Sinjai mengklaim sungai itu sebagai miliknya," kata Project Director perusahaan itu, Bo Kallin di Makassar, akhir pekan lalu seperti dirilis kapanlagi.com.
Saat melaporkan kendala investasi tersebut kepada Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di ruang kerja gubernur, Kallin yang didampingi manajer PT. SMHP, Atot W. Saptari mengatakan, dampak dari klaim-mengklaim sungai itu, pembangunan waduk dihentikan sementara untuk menunggu persetujuan pemanfaatan air sungai dari Pemkab Gowa.
Padahal, perusahaan ini sudah memperoleh izin PMA dan persetujuan pengelolaan air sungai Tanggara dari pemerintah kabupaten Sinjai dan PLN Sulselrabar memberi respon agar PLTA Manipi bisa segera terwujud sebab energi listrik yang dihasilkan di Sinjai akan digunakan untuk mensuplai kabupaten lainnya.
Menurut Bo Kallin, jika PLTA ini sudah rampung dan beroperasi tahun depan akan memberi ruang yang lebih luas kepada kabupaten lainnya di provinsi ini dalam mendapat pasokan listrik sebab produksi 10 MW itu tidak akan habis digunakan oleh Sinjai sendiri.
"Kami berharap Pemprov Sulsel dapat menjembatani masalah yang dihadapi PT. SMHP terutama menyangkut pemanfaatan air sungai Tanggara itu supaya pembangunan PLTMH ini bisa berlanjut," ujarnya.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya akan memanggil bupati SInjai dan Gowa untuk membicarakan masalah itu agar pembangunan PLTMH Manipi segera dilanjutkan karena sangat dibutuhkan.
"No problemlah. Saya akan panggil kedua bupati, sekaligus membentuk tim penyelesaian klaim-mengklaim sungai tersebut," katanya.
Syahrul yang mantan Bupati Gowa itu mengingatkan bahwa masalah sungai yang airnya dibutuhkan semua pihak tidak boleh diklaim sebagai milik sendiri sebab sungai bukan milik daerah atau manusia melainkan milik Allah. (*/una)

sumber : http://www.beritakotamakassar.com/
Read More..